Metamorfosis Tidak Sempurna Terjadi Pada Jangkrik Karena Selama

Metamorfosis Tidak Sempurna Terjadi Pada Jangkrik Karena Selama

Proses Metamorfosis Pada Kupu-Kupu

Fase metamorfosis yang pertama adalah telur, dimana kupu-kupu dewasa berproduksi dan akan meninggalkan telurnya. Telur kupu-kupu ini berisi segala macam informasi genetik yang kupu-kupu dewasa letakan di bawah kelopak daun untuk menjaga telur-telurnya.

Perlu teman-teman Grameds tahu bahwa telur-telur kupu-kupu sangatlah kecil dan jumlahnya banyak, namun tidak semua sel telur tersebut dapat menetas. Dalam fase ini embrio akan berkembangkan dalam telur dan akhirnya menetas menjadi larva.

Setelah telur berhasil menetas, maka fase metamorfosis berikutnya adalah fase menjadi larva. Larva kupu-kupu memiliki tubuh seperti cacing namun bentuknya tidak terlalu panjang. Menurut Biology Dictionary, fase larva bertujuan untuk mengumpulkan energi sebagai bentuk persiapan pada tahap metamorfosis berikutnya dengan cara banyak makan.

Proses memakan inilah yang membuat kulit larva kupu-kupu sering lepas dan terus tumbuh menjadi semakin besar. Ulat kupu-kupu bisa tumbuh besar hingga 100 kali lipat dari ukuran sebelumnya dalam waktu beberapa minggu saja.

Fase metamorfosis berikutnya adalah larva berubah menjadi pupa atau biasa kita sebut kepompong. Pada fase ini ulat kupu-kupu akan berhenti bergerak dan membuat cangkang keras yang akan melindunginya selama beberapa waktu.

Dalam fase pupa, sel-sel larva akan berdiferensiasi menjadi tubuh, sayap, kaki, dan organ-organ lain untuk lebih sempurna. Setelah proses penyempurnaan organ dalam pupa selesai, maka kupu-kupu akan keluar dari kepompong tersebut.

Fase metamorfosis terakhir adalah pupa berubah menjadi kupu-kupu dewasa yang akan mengeluarkan hormon untuk melembutkan cangkang yang sebelumnya sangat keras agar ia bisa keluar. Cara kupu-kupu keluar dari kepompong tersebut adalah dengan mengepakan sayapnya. Cara inilah yang membuat sayap kupu-kupu yang awalnya terlipat menjadi terbentang dan bisa membuatnya terbang.

Berikut ini rekomendasi buku yang bisa Grameds baca jika ingin lebih tahu mengenai metamorfosis pada kupu-kupu dalam bentuk cerita yang menggambarkan proses hidup manusia juga:

Contoh Hewan yang Mengalami Metamorfosis Tidak Sempurna

Terkait contoh hewan metamorfosis tidak sempurna ini, berikut penjelasan lengkapnya kami lansir dari berbagai sumber, salah satunya Sciencing.com:

Metamorfosis Rayap (Dokterrayap.com)

Rayap dewasa yang telah menemukan pasangannya akan mencari sarang baru untuk berkembang biak. Rayap betina akan meletakkan telur yang telah menetas lalu jadi larva dan nimfa. Nimfa kecil berpotensi jadi salah satu kasta dalam koloni rayap yaitu golongan pekerja, tentara atau reproduktif primer.

Selain ketiga kasta tersebut, ada satu kasta lain yaitu reproduktif sekunder. Mereka sama dengan reproduktif primer yaitu tidak memiliki sayap.

Metamorfosis Belalang (Maglearning.id)

Belalang melewati tiga fase yaitu telur, nimfa dan imago. Belalang betina akan menghasilkan 10-300 telur selama musim panas. Kemudian belalang menyimpan sejumlah telur yang dimilikinnya di atas pasir atau tanaman, biasanya akan menetas setelah 10 bulan.

Tampilan nimfa mirip dengan belalang dewasa namun belum memiliki sayap dan alat reproduksi. Kedua organ tubuh ini baru akan muncul 30 hari kemudian setelah berganti kulit beberapa kali hingga akhirnya jadi belalang dewasa.

Metamorfosis Capung (Popmama.com)

Capung juga termasuk ke dalam jajaran contoh hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Berbeda dengan hewan lainnya, capung melewati fase larva sebelum berubah jadi nimfa. Telur capung yang berbentuk lonjong biasanya disimpan di air berarus deras seperti sungai.

Setelah memasuki usia tiga minggu, telur capung akan menetas jadi larva yang memakan segala. Capung akan memakan cacing, ikan kecil dan hewan kecil yang ada di air lainnya. Jika sudah banyak makan, larva capung berubah jadi nimfa dan tumbuh sebagai imago.

Metamorfosis  Jangkrik (Mediaindonesia.com)

Jangkrik melewati 3 fase dalam hidupnya yaitu telur, nimfa dan tumbuh jadi jangkrik dewasa atau imago. Jangkrik termasuk hewan yang melewati metamorfosis paling cepat. Dalam satu musim, jangkrik betina bisa menghasilkan sekitar 500 telur yang menetas dalam tiga hari.

Setelah menetas, jangkrik hidup sebagai nimfa selama 40 hari, begitu juga untuk tumbuh dewasa memerlukan waktu 40 hari. Secara keseluruhan jangrik membutuhkan waktu 83 hari untuk tumbuh dewasa dan bereproduksi.

Metamorfosis Kecoa (iFabrix.com)

Terhitung kurang lebih ada sekitar 4.000 spesies kecoa berbeda yang hidup di dunia, semuanya melewati 3 fase. Ketika musim kawin, kecoa jantan dan betina akan bereproduksi menghasilkan sekitar 40 sel telur dan berubah jadi telur.

Satu kapsul telur bisa menampung sekitar 50 kecoa, setelah 38 hari telur tersebut akan menetas sebagai nimfa berwarna putih seperti kutu. Layaknya metamorfosis tidak sempurna, kecoa tidak melewati proses pupa dan larva. Kecoa yang menetas memiliki penampilan sama dengan versi dewasa.

Metamorfosis Kepik (Ilmuipa.my.id)

Kepik termasuk bagian keluarga hemiptera yang bisa menghasilkan 1000 telur larva dalam satu musim kawin. Sayangnya tidak semua telur kepik bisa menetas karena dimakan predator. Telurnya biasanya terletak di dedaunan dan menetas setelah satu minggu.

Tidak berbeda dengan capung, telur kepik yang menetas berubah jadi larva lalu mengalami pergantian kulit. Uniknya kepik melewati fase pupa dan keluar jadi kepik dewasa. Satu-satunya fase yang tidak dilewati yaitu nimfa.

Metamorfosis Earwig (Gramedia.com)

Earwig atau dalam bahasa Indonesia disebut cocopet memang tidak hidup di Indonesia dan hanya ditemukan di Afrika, Amerika, Selandia Baru, Eurasia dan Australia. Pada siang hari, earwig biasanya bersembunyi di celah-celah tanaman dan baru mulai aktif mencari makanana saat sudah gelap.

Earwig melompat-melompat dari satu tanaman ke tanaman lain dan dengan cepat menemukan makanan seperti nyamuk, lalat atau hewan kecil lainnya. Fase hidup earwig dimulai dari telur lalu menetas jadi nimfa dan terakhir jadi earwig dewasa setelah melewati pergantian kulit.

Bisa disampulkan metamorfosis tidak sempurna ialah hewan atau serangga yang melewati 3 fase yaitu telur, nimfa dan fase dewasa. Setelah telur menetas dikenal fase muda sebelum akhirnya tumbuh dewasa. Fase nimpa ini melewati pergantian kulit beberapa kali.

METAMORFOSIS hanya terjadi pada hewan. Metamorfosis tidak sempurna adalah hewan yang mengalami perubahan bentuk hanya pada beberapa tahapan dalam tumbuh kembangnya.

Dalam tahapannya inilah yang membedakan antara metamorfosis sempurna dan tidak sempurna.

Tahapan metamorfosis tidak sempurna yaitu: Telur > Nimfa > Dewasa.

Baca juga : Contoh Hewan-Hewan yang Menjalani Metamorfosis Sempurna

Nimfa merupakan bentuk ukuran hewan saat masih muda. Namun, bentuk tersebut tidak mengalami perubahan sampai ia berubah menjadi dewasa.

Hal demikianlah yang dinamakan sebagai metamorfosis tidak sempurna.

Proses Metamorfosis Pada Nyamuk

Proses perkembangan metamorfosis sempurna pada Nyamuk dimulai dari fase telur. Pada fase ini telur nyamuk ini dihasilkan dari nyamuk betina yang sebelumnya telah dibuahi oleh nyamuk jantan. Nyamuk betina ini bisa menghasilkan telur dari 100 hingga 200 butir dalam sekali pembuahan.

Nyamuk betina atau Induk nyamuk ini akan meletakkan telur-telurnya tersebut di permukaan air yang tenang dan dalam kondisi lembab. Telur-telur nyamuk akan mati sebelum berhasil menetas menjadi nyamuk dewasa jika air tempat mereka tinggal mengering. Jangka waktu menetasnya telur nyamuk adalah 1 sampai 3 hari.

Saat telur nyamuk berhasil menetas, maka fase metamorfosis selanjutnya adalah berubah menjadi larva. Larva ini lebih kita kenal dengan sebutan jentik nyamuk. Grameds mungkin pernah menemukan larva atau jentik nyamuk di atas permukaan air yang menggenang, seperti di bak mandi, ember, atau genangan lainnya.

Berbeda saat masih telur, jentik nyamuk sudah sangat bisa dilihat bahkan bergerak-gerak di dalam air. Fase larva nyamuk biasanya selama 7 hingga 10 hari untuk kemudian berubah lagi menjadi pupa.

Setelah jentik nyamuk, maka fase metamorfosis berikutnya adalah berubah menjadi pupa atau kepompong jika terjadi pada kupu-kupu. Tidak jauh berbeda dengan kupu-kupu, saat nyamuk di fase pupa maka yang aktif hanyalah organ pernapasan saja yang dibahas juga dalam buku Seri Metamorphosis: Nyamuk.

Untuk berubah dari pupa menjadi nyamuk dewasa. Biasanya membutuhkan waktu kurang lebih 12 hari. Pada saat fase pupa akan terjadi perubahan fisik, seperti muncul bulu-bulu dan sayap halus yang kemudian menjadi ciri khas dari nyamuk.

Setelah 12 hari melewati fase pupa, maka fase metamorfosis yang terakhir adalah berubah menjadi nyamuk dewasa atau kita biasa menyebutnya nyamuk. Nyamuk dewasa akan keluar dari kulit pupa yang terbelah.

Nyamuk jantan biasanya lebih dahulu menetas dibandingkan nyamuk betina dari pupanya. Setelah menjadi nyamuk dewasa maka hewan ini sudah bisa terbang, mencari makan, dan berproduksi kembali.

Hewan-hewan yang Mengalami Proses Metamorfosis Tidak Sempurna

Kebanyakan dari kita mungkin hanya tahu kupu-kupu sebagai hewan yang mengalami metamorfosis. Nyatanya, ada banyak sekali hewan lain di luar sana yang mengalami proses yang sama.

Beberapa hewan mengalami metamorfosis sempurna seperti kupu-kupu, dan yang lainnya harus puas dengan metamorfosis tidak sempurna mereka. Ngomongin soal metamorfosis tidak sempurna, berikut lima hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, ada hewan apa aja?

Di dunia ini, ada sekitar 4.000 spesies kecoa yang berbeda, dan semuanya melakukan metamorfosis tidak sempurna. Saat musim kawin tiba, kecoa jantan dan betina akan bereproduksi. Seekor betina akan menghasilkan sekitar 40 sel telur yang kemudian berubah menjadi telur.

Gilanya, satu kapsul telur bisa menampung sekitar 50 kecoa. Setelah 38 hari, telur-telur ini akan menetaskan sebagai nimfa berwarna putih seperti kutu. Layaknya hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, nimfa kecoa tidak akan melewati proses pupa maupun larva.

Mereka menetas dengan penampilan yang sama dengan kecoa dewasa dalam versi yang lebih kecil. Setelah melewati 42 hingga 154 hari, nimfa kecoa ini akan mengalami molting beberapa kali hingga akhirnya memasuki fase imago atau dewasa.

Sama seperti kecoa, belalang juga hanya melewati tiga fase metamorfosis yakni fase telur, fase nimfa, lalu langsung memasuki fase imago. Selama musim panas, belalang betina akan menghasilkan sekitar 10 sampai 300 telur. Mereka kemudian menyimpan telur-telur miliknya di atas pasir atau tanaman, dan mulai menetas sebagai nimfa sekitar 10 bulan kemudian.

Meski punya penampilan mirip dengan belalang dewasa, nimfa-nimfa ini belum memiliki sayap juga alat reproduksi. Kedua organ tubuh itu baru akan muncul 30 hari kemudian, setelah nimfa berganti kulit selama beberapa kali dan akhirnya menjadi dewasa.

Serangga satu ini pasti terdengar begitu asing di telinga kita. Maklum saja, earwig atau yang dalam bahasa Indonesia disebut cocopet memang tidak hidup di Indonesia dan hanya ditemukan di wilayah Afrika, Selandia Baru, Amerika, Eurasia, dan Australia.

Di siang hari, earwig akan sembunyi di celah-celah tanaman dan baru mulai aktif mencari makan ketika hari sudah gelap. Serangga satu ini akan melompat-lompat dari satu tanaman ke tanaman lain dengan cepat untuk menemukan makanan seperti nyamuk, lalat, atau hewan kecil lain yang dia temukan.

Kehidupan seekor earwig dimulai dari telur. Seekor induk earwig dapat menghasilkan telur sebanyak 80 butir. Untuk melindungi telur-telurnya dari pemangsa, induk earwig akan menyimpannya di lubang pohon yang sempit dan tersembunyi.

Setelah melewati beberapa minggu, telur earwig akan menetas sebagai nimfa. Lambat-laun, nimfa kecil ini akan bertambah besar, melakukan pergantian kulit, sebelum akhirnya resmi menjadi earwig dewasa.

Sama seperti earwig, capung juga masuk dalam jajaran hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Berbeda dengan hewan lainnya, capung melewati fase larva sebelum akhirnya berubah jadi nimfa. Betina akan menyimpan telur capung yang berbentuk sedikit lonjong di air berarus deras seperti sungai.

Di usia tiga minggu, telur capung akan menetas menjadi larva ganas pemakan segala. Mereka biasanya akan memangsa ikan kecil, cacing, dan hewan kecil penghuni air lainnya. Setelah cukup banyak makan, larva capung akan berubah menjadi nimfa dan tumbuh sebagai capung imago.

Selain earwig, kepik juga terdengar cukup asing bagi telinga kita. Kepik merupakan bagian dari keluarga hemiptera. Luar biasanya, seekor kepik betina bisa menghasilkan 1000 telur hanya dalam satu musim kawin. Sayangnya tidak semua telur memiliki nasib beruntung.

Pasalnya dari 1000 telur, banyak diantaranya berakhir jadi menu makan siang hewan predator. Telur kepik biasanya diletakkan di dedaunan, dan akan menetas setelah berumur satu minggu.

Sama seperti capung, telur kepik menetas sebagai larva, dan mengalami pergantian kulit. Uniknya kepik melewati fase pupa dan keluar sebagai kepik dewasa. Satu-satunya fase yang tidak mereka lewati adalah fase nimfa, dan karena itu jugalah metamorfosis kepik tidak bisa disebut sempurna.

Jangkrik menjadi salah satu hewan yang paling familiar untuk kita di Indonesia. Siapa sangka jika jangkrik juga mengalami metamorfosis tidak sempurna. Jangkrik melewati tiga tahapan dalam hidupnya yaitu telur, menetas menjadi nimfa, lalu tumbuh sebagai jangkrik dewasa atau imago.

Dibandingkan hewan lain di daftar ini, jangkrik menjadi hewan paling cepat dalam menyelesaikan proses metamorfosis mereka. Dalam satu musim kawin, jangkrik betina bisa menghasilkan sekitar 500 telur. Telur-telur jangkrik hanya membutuhkan waktu sekitar dua atau tiga hari untuk menetas.

Setelah menetas, mereka akan menjalani hidup sebagai nimfa selama 40 hari, dan tumbuh jadi jangkrik dewasa dalam waktu 40 hari lagi. Jadi jika ditotal, jangkrik hanya membutuhkan waktu selama 83 hari untuk tumbuh dewasa dan bereproduksi. Sedihnya, pertumbuhan mereka yang cepat membuat kehidupan para jangkrik berlangsung sangat singkat.

Jangkrik betina umumnya hidup selama 3 bulan atau lebih untuk bertelur, namun jangkrik jantan hidup kurang dari 3 bulan atau mati tidak lama setelah mereka kawin.

Reproduksi Perkembangan Hewan

Tidak seperti manusia yang lahir dengan organ dan bagian tubuh yang sempurna, beberapa hewan lahir penuh dengan kekurangan tertentu seperti tidak memiliki sayap, tidak memiliki alat reproduksi, bahkan tida memiliki kaki. Alhasil, untuk mengatasinya, mereka harus melakukan proses metamorfosis.

Perlu diingat bahwa setiap hewan membutuhkan waktu yang berbeda untuk menyelesaikan seluruh proses metamorfosis mereka. Ada hewan yang bisa bermetamorfosis dalam waktu beberapa hari, tetapi mayoritas dari mereka membutuhkan beberapa minggu untuk berubah.

Umumnya hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna hanya akan melewati tiga fase yaitu telur, nimfa, lalu imago. Namun beberapa hewan seperti kepik, dan capung harus melewati empat fase baik itu fase larva maupun pupa.

Grameds, kalau kamu termasuk orang yang tertarik dengan dunia hewan dan segala hal tentang hewan, kamu bisa banget nih mampir ke www.gramedia.com. Di sini, kamu akan menemukan banyak buku menarik yang membahas tentang kehidupan para hewan baik itu mamalia, serangga, atau bahkan hewan-hewan ekstrim yang belum kamu ketahui sebelumnya. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami akan selalu memberikan yang terbaik buat kamu!

Proses Metamorfosis Pada Katak

Fase metamorfosis katak dimulai dari telur dimana sel telur tersebut akan berubah menjadi zigot setelah terjadi pembuahan spermatozoid dan sel telur. Setelah pembuahan tersebut maka katak betina akan mengeluarkan telur-telurnya ke tempat yang aman dari pemangsa. Katak betina juga akan terus memantau dan mengontrol perkembangan sel-sel telurnya tersebut.

Setelah telur berhasil menetas, maka akan tampak larva katak atau biasa disebut pula dengan istilah kecebong. Pada fase kecebong ini belum memiliki organ tubuh yang sempurna seperti katak dewasa.

c. Kecebong Berkaki Dua

Setelah fase kecebong, maka akan berubah menjadi kecebong yang memiliki dua kaki dengan bentuk ekor yang panjang seperti bentuk sebelumnya. Fase kecebong berkaki dua masih harus tinggal dan berkembang di dalam air.

d. Kecebong Berkaki Besar

Setelah kecebong berkaki dua dalam ukuran kecil maka akan berkembang kakinya menjadi lebih besar. Bahkan kita sudah bisa melihat lipatan pada kaki kecebong. Selain itu juga sudah mulai tampak perkembangan pada du kaki pada bagian depan. Dalam fase metamorfosis ini kecebong masih memiliki ekor panjang dan masih harus berada di dalam air.

d. Kecebong dengan Dua Kaki Depan

Setelah itu kecebong akan masuk fase perkembangan yang sudah menampakan dua kaki depan yang membesar. Pada fase ini kecebong sudah hampir terlihat seperti katak dewasa, namun namun masih memiliki ekor lumayan panjang, tetapi tidak sepanjang sebelumnya.

Katak muda ini masih harus hidup di air dan belum bisa tinggal terlalu lama di daratan sebelum ekornya menghilang.

e. Ekor Kecebong Memendek

Pada fase ini sudah menuju katak dewasa, sehingga ekornya sudah semakin memendek. Fase ini menunjukan katak muda sudah siap untuk berlama-lama di daratan seperti halnya yang dibahas di dalam buku Seri Metamorphosis: Katak yang juga dilengkapi dengan ilustrasi tersembunyi menarik!

Fase metamorfosis yang terakhir adalah berubah menjadi katak dewasa setelah melewati fase kecebong sampai ekornya menghilang. Setelah menjadi katak dewasa maka hewan ini sudah bisa hidup lama di daratan karena mereka adalah hewan amfibia yang bisa hidup di dua alam, yakni darat dan air.

Pengertian Metamorfosis

Metamorfosis adalah perubahan biologis yang terjadi pada hewan selama masa pertumbuhan. Proses metamorfosis ini baru akan berhenti ketika para hewan tersebut sudah memasuki usia dewasa. Istilah metamorfosis sendiri berasal dari bahasa Yunani, dan merupakan gabungan dari tiga kata yakni, Meta yang memiliki arti setelah. Kata Morphe yang berarti bentuk, dan terakhir kata Osis yang berarti bagian dari.

Berbeda dengan kebanyakan hewan lain, hewan yang mengalami metamorfosis tidak hanya tumbuh jadi lebih besar, namun juga mengalami perubahan bentuk tubuh yang drastis. Tidak jarang selama proses metamorfosis ini, hewan tersebut menumbuhkan organ tubuh baru yang membuat penampilannya jadi sangat berbeda dari sebelumnya.

Kupu-kupu misalnya, sebelum memiliki dua sayap yang indah, kupu-kupu hanyalah ulat biasa yang merayap dari satu daun ke daun lain. Namun setelah melakukan metamorfosis, mereka tidak lagi menjadi ulat, mereka bukan hanya memiliki kaki-kaki kecil, tetapi juga dua sayap bercorak indah yang membuat penampilannya jadi sangat berbeda dari sebelum metamorfosis.

Mengingat perubahannya yang sangat drastis, tentu saja proses metamorfosis ini tidak selesai dalam waktu satu malam saja. Sebelum berubah, para hewan yang melakukan metamorfosis harus melewati beberapa tahapan. Ada tahapan apa aja?

Metamorfosis sempurna

Metamorfosis sempurna adalah jenis metamorfosis dimana hewan tersebut melewati fase telur, larva, kepompong atau pupa, lalu imago. Hewan yang melakukan metamorfosis sempurna tidak melewati proses nimfa, dan karena tidak melewati proses nimfa, hewan-hewan ini akan menetas sebagai larva yang memiliki penampilan berbeda dengan induknya.

Penampilan ini baru akan berubah seperti induknya ketika hewan tersebut sudah melewati fase kepompong dan mencapai fase imago atau dewasa. Hewan-hewan yang bisa jadi contoh metamorfosis sempurna adalah kupu-kupu dan tawon.

Contoh hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna ialah:

Jika kalian sedang bermain di taman atau sawah, jangkrik sering kali kita temui mulai dari ukuran kecil atau besar. Jangkrik merupakan salah satu contoh serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna.

Baca juga : Mengenal Daur Hidup Kecoa dari Telur hingga Dewasa

Secara umum, metamorfosis tidak sempurna melalui 3 tahap yakni fase telur, fase nimfa, dan fase jangkrik dewasa.

Dalam siklusnya, jangkrik membutuhkan waktu sekitar 83 hari untuk menjadi imago atau jangkrik dewasa.

Di fase telur, jangkrik membutuhkan waktu 3 hari untuk menetas, lebih cepat dibandingkan dengan belalang.

Baca juga : Pendidikan Biologi Uhamka Hadirkan 'Guest Teacher', Kepala Sekolah Internasional

Setelah menetas, nimfa akan keluar dan biasanya berlangsung selama 40 hari untuk menjadi jangkrik dewasa.

Banyak orang yang tidak suka dengan binatang ini karena sifatnya yang mengejutkan saat terbang dan menjijikkan karena kecoa menyukai tempat yang kotor dan lembab.

Namun, tahukah teman-teman, jika kecoa merupakan contoh hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna.

Baca juga : Contoh Hewan Ovovivipar dengan Dua Metode Reproduksi

Pada fase awal, betina kecoa akan mengeluarkan dan meletakkan telurnya di permukaan tanah. Telur kecoa biasanya akan menetas setelah 1 sampai 2 bulan. Bentuknya kecil dan berkelompok, serta lengket yang dilindungi oleh semacam kapsul bernama ootheca.

Setelah menetas akan berlanjut pada tahap berikutnya yakni menjadi nimfa. Pada fase ini, bentuk tubuhnya sama dengan kecoa dewasa, akan tetapi tidak memiliki sayap.

Di tahap ini juga akan terjadi proses pergantian kulit sembari sayapnya bertumbuh dalam waktu 60 hari atau 2 bulan.

Baca juga : Ini Ciri-Ciri Mahluk Hidup

Ketika sayapnya sudah tumbuh sempurna, ia akan menjadi kecoa dewasa dan akan siap kawin. Namun, fase imago biasanya hanya berlangsung 20 hari saja hingga akhirnya mati dengan sendirinya.

Selama fase ini pula, biasanya kecoa betina sudah bisa bertelur sebanyak 8 hingga 20 kali.

Berbeda dengan jangkrik, saat berada di fase telur, belalang membutuhkan waktu selama 1 bulan bahkan sampai 10 bulan untuk menetas. Hal ini tergantung dari jenis belalangnya dan kondisi lingkungan sekitar.

Baca juga : Yuk Mengenal Struktur Bunga Sempurna

Seperti di daerah yang ada musim dinginnya, telur belalang cenderung menetas lebih lama dibandingkan dengan di daerah tropis.

Setelah menetas, telur belalang akan keluar dari cangkangnya dan mencari makan.

Saat menjadi nimfa, pada awalnya hanya mengandalkan kaki-kaki kecilnya untuk merayap di ranting tanaman.

Baca juga : Yuk Mengenal Tumbuhan Dikotil dan Ciri-Cirinya

Fase nimfa berlangsung selama 30 sampai 40 hari hingga menjadi belalang dewasa. Dan pada fase ini juga akan mengalami pergantian kulit beberapa kali dan diiringi oleh pertumbuhan sayapnya. (OL-1)

Bagaimana Proses Metamorfosis Sempurna Pada Kupu-kupu, Katak, Nyamuk, Lebah dan Lalat? – Apakah Grameds pernah mengamati fase metamorfosis pada hewan? Grameds mungkin sudah tidak asing lagi dengan metamorfosis karena pasti sudah dipelajari bahkan sejak di bangku sekolah dasar. Beberapa hewan akan mengalami fase metamorfosis yang berbeda-beda. Mulai dari perubahan bentuk dari telur, larva, hingga menjadi bentuk hewan dewasa atau sempurna.

Perlu Grameds ketahui bahwa secara biologis, metamorfosis pada hewan tersebut terbagi menjadi dua jenis, yakni metamorfosis sempurna dan tidak sempurna. Salah satu perbedaan utama antara kedua metamorfosis tersebut adalah fase perubahan bentuk yang terjadi pada organ hewan tersebut. Contohnya pada metamorfosis tidak sempurna, hewan tidak akan mengalami fase pertumbuhan pupa.

Metamorfosis sempurna pada hewan perlu Grameds ketahui dan pahami karena kita akan hidup berdampingan oleh mereka. Contohnya nyamuk, kita perlu memahami fase hidup mereka karena hal tersebut dapat berbahaya bagi kesehatan kita jika membiarkan nyamuk berkembang biak terlalu banyak. Jadi kita bisa mengantisipasi saat masih jentik-jentik nyamuk untuk dibersihkan.

Agar lebih paham tentang metamorfosis sempurna, berikut ini pengertian dan hewan apa saja yang mengalami fase metamorfosis sempurna.

Pengertian Metamorfosis Sempurna

Metamorfosis adalah sebuah proses berubahnya bentuk dan fungsi tubuh hewan, namun tidak semua hewan mengalami metamorfosis. Itulah sebabnya daur hidup hewan ada yang mengalami metamorfosis atau pula yang tidak.

Sebutan hewan yang kemudian tidak mengalami metamorfosis adalah ametamorfosis. Jenis hewan yang biasanya mengalami metamorfosis adalah serangga dan amfibi. Sedangkan jenis hewan yang biasanya tidak mengalami metamorfosis (ametamorfosis) adalah mamalia, reptil, unggas, dan ikan.

Fase metamorfosis kemudian juga masih dibagi lagi menjadi dua, yakni metamorfosis sempurna dan tidak sempurna. Metamorfosis sempurna merupakan sebuah proses pertumbuhan biologis yang terjadi pada hewan karena mengalami perubahan bentuk organ tubuh secara signifikan.

Metamorfosa ini menunjukan sebuah perubahan wujud secara sempurna karena ada pula pengecualian untuk makhluk hidup yang berkembang tidak wajar atau biasa disebut metamorfosis tidak sempurna.

Metamorfosis sempurna pada umumnya melalui tahap telur-larva-kepompong-dewasa. Sedangkan, metamorfosis tidak sempurna hanya melalui tahap telur yang menetas menjadi nimfa, kemudian tumbuh berkembang menjadi imago seperti halnya yang dibahas dalam buku Komik Sains Bocah Cerdas: Metamorfosis.

Hewan yang bermetamorfosis sempurna tersebut kemudian akan berkembang secara wajar dari satu bentuk ke bentuk lain secara berurutan. Jadi pertumbuhan makhluk hidup tidak ada cacat sampai berubah ke bentuk akhirnya.

Proses perkembangan metamorfosis sempurna pada makhluk hidup dimulai dari sel telur, setelah itu berkambang sampai berubaha menjadi bentuk sempurnanya.

Hewan-hewan yang mengalami proses perkembangan metamorfosis sempurna adalah Kupu-kupu, Katak, Nyamuk, lebah madu, dan alat. Berikut ini proses perkembangan lengkapnya dari fase metamorfosis yang terjadi pada hewan-hewan tersebut:

Hewan-hewan yang Mengalami Proses Metamorfosis Tidak Sempurna

Kebanyakan dari kita mungkin hanya tahu kupu-kupu sebagai hewan yang mengalami metamorfosis. Nyatanya, ada banyak sekali hewan lain di luar sana yang mengalami proses yang sama.

Beberapa hewan mengalami metamorfosis sempurna seperti kupu-kupu, dan yang lainnya harus puas dengan metamorfosis tidak sempurna mereka. Ngomongin soal metamorfosis tidak sempurna, berikut lima hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, ada hewan apa aja?

Di dunia ini, ada sekitar 4.000 spesies kecoa yang berbeda, dan semuanya melakukan metamorfosis tidak sempurna. Saat musim kawin tiba, kecoa jantan dan betina akan bereproduksi. Seekor betina akan menghasilkan sekitar 40 sel telur yang kemudian berubah menjadi telur.

Gilanya, satu kapsul telur bisa menampung sekitar 50 kecoa. Setelah 38 hari, telur-telur ini akan menetaskan sebagai nimfa berwarna putih seperti kutu. Layaknya hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, nimfa kecoa tidak akan melewati proses pupa maupun larva.

Mereka menetas dengan penampilan yang sama dengan kecoa dewasa dalam versi yang lebih kecil. Setelah melewati 42 hingga 154 hari, nimfa kecoa ini akan mengalami molting beberapa kali hingga akhirnya memasuki fase imago atau dewasa.

Sama seperti kecoa, belalang juga hanya melewati tiga fase metamorfosis yakni fase telur, fase nimfa, lalu langsung memasuki fase imago. Selama musim panas, belalang betina akan menghasilkan sekitar 10 sampai 300 telur. Mereka kemudian menyimpan telur-telur miliknya di atas pasir atau tanaman, dan mulai menetas sebagai nimfa sekitar 10 bulan kemudian.

Meski punya penampilan mirip dengan belalang dewasa, nimfa-nimfa ini belum memiliki sayap juga alat reproduksi. Kedua organ tubuh itu baru akan muncul 30 hari kemudian, setelah nimfa berganti kulit selama beberapa kali dan akhirnya menjadi dewasa.

Serangga satu ini pasti terdengar begitu asing di telinga kita. Maklum saja, earwig atau yang dalam bahasa Indonesia disebut cocopet memang tidak hidup di Indonesia dan hanya ditemukan di wilayah Afrika, Selandia Baru, Amerika, Eurasia, dan Australia.

Di siang hari, earwig akan sembunyi di celah-celah tanaman dan baru mulai aktif mencari makan ketika hari sudah gelap. Serangga satu ini akan melompat-lompat dari satu tanaman ke tanaman lain dengan cepat untuk menemukan makanan seperti nyamuk, lalat, atau hewan kecil lain yang dia temukan.

Kehidupan seekor earwig dimulai dari telur. Seekor induk earwig dapat menghasilkan telur sebanyak 80 butir. Untuk melindungi telur-telurnya dari pemangsa, induk earwig akan menyimpannya di lubang pohon yang sempit dan tersembunyi.

Setelah melewati beberapa minggu, telur earwig akan menetas sebagai nimfa. Lambat-laun, nimfa kecil ini akan bertambah besar, melakukan pergantian kulit, sebelum akhirnya resmi menjadi earwig dewasa.

Sama seperti earwig, capung juga masuk dalam jajaran hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Berbeda dengan hewan lainnya, capung melewati fase larva sebelum akhirnya berubah jadi nimfa. Betina akan menyimpan telur capung yang berbentuk sedikit lonjong di air berarus deras seperti sungai.

Di usia tiga minggu, telur capung akan menetas menjadi larva ganas pemakan segala. Mereka biasanya akan memangsa ikan kecil, cacing, dan hewan kecil penghuni air lainnya. Setelah cukup banyak makan, larva capung akan berubah menjadi nimfa dan tumbuh sebagai capung imago.

Selain earwig, kepik juga terdengar cukup asing bagi telinga kita. Kepik merupakan bagian dari keluarga hemiptera. Luar biasanya, seekor kepik betina bisa menghasilkan 1000 telur hanya dalam satu musim kawin. Sayangnya tidak semua telur memiliki nasib beruntung.

Pasalnya dari 1000 telur, banyak diantaranya berakhir jadi menu makan siang hewan predator. Telur kepik biasanya diletakkan di dedaunan, dan akan menetas setelah berumur satu minggu.

Sama seperti capung, telur kepik menetas sebagai larva, dan mengalami pergantian kulit. Uniknya kepik melewati fase pupa dan keluar sebagai kepik dewasa. Satu-satunya fase yang tidak mereka lewati adalah fase nimfa, dan karena itu jugalah metamorfosis kepik tidak bisa disebut sempurna.

Jangkrik menjadi salah satu hewan yang paling familiar untuk kita di Indonesia. Siapa sangka jika jangkrik juga mengalami metamorfosis tidak sempurna. Jangkrik melewati tiga tahapan dalam hidupnya yaitu telur, menetas menjadi nimfa, lalu tumbuh sebagai jangkrik dewasa atau imago.

Dibandingkan hewan lain di daftar ini, jangkrik menjadi hewan paling cepat dalam menyelesaikan proses metamorfosis mereka. Dalam satu musim kawin, jangkrik betina bisa menghasilkan sekitar 500 telur. Telur-telur jangkrik hanya membutuhkan waktu sekitar dua atau tiga hari untuk menetas.

Setelah menetas, mereka akan menjalani hidup sebagai nimfa selama 40 hari, dan tumbuh jadi jangkrik dewasa dalam waktu 40 hari lagi. Jadi jika ditotal, jangkrik hanya membutuhkan waktu selama 83 hari untuk tumbuh dewasa dan bereproduksi. Sedihnya, pertumbuhan mereka yang cepat membuat kehidupan para jangkrik berlangsung sangat singkat.

Jangkrik betina umumnya hidup selama 3 bulan atau lebih untuk bertelur, namun jangkrik jantan hidup kurang dari 3 bulan atau mati tidak lama setelah mereka kawin.

Reproduksi Perkembangan Hewan

Tidak seperti manusia yang lahir dengan organ dan bagian tubuh yang sempurna, beberapa hewan lahir penuh dengan kekurangan tertentu seperti tidak memiliki sayap, tidak memiliki alat reproduksi, bahkan tida memiliki kaki. Alhasil, untuk mengatasinya, mereka harus melakukan proses metamorfosis.

Perlu diingat bahwa setiap hewan membutuhkan waktu yang berbeda untuk menyelesaikan seluruh proses metamorfosis mereka. Ada hewan yang bisa bermetamorfosis dalam waktu beberapa hari, tetapi mayoritas dari mereka membutuhkan beberapa minggu untuk berubah.

Umumnya hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna hanya akan melewati tiga fase yaitu telur, nimfa, lalu imago. Namun beberapa hewan seperti kepik, dan capung harus melewati empat fase baik itu fase larva maupun pupa.

Grameds, kalau kamu termasuk orang yang tertarik dengan dunia hewan dan segala hal tentang hewan, kamu bisa banget nih mampir ke www.gramedia.com. Di sini, kamu akan menemukan banyak buku menarik yang membahas tentang kehidupan para hewan baik itu mamalia, serangga, atau bahkan hewan-hewan ekstrim yang belum kamu ketahui sebelumnya. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami akan selalu memberikan yang terbaik buat kamu!

Hewan yang Mengalami Metamorfosis Tidak Sempurna – Setiap makhluk hidup akan tumbuh menjadi besar dan dewasa. Ketika manusia masih bayi, mereka memiliki ukuran tubuh yang kecil dan hampir tidak bisa melakukan apapun sendiri. Seiring bertambahnya waktu, bayi ini tumbuh besar melewati masa anak-anak, remaja, hingga akhirnya dewasa lalu berubah menjadi tua.

Nah, nyatanya proses ini bukan hanya terjadi pada manusia saja, melainkan juga pada hewan. Sama seperti manusia, mayoritas hewan hanya tumbuh jadi lebih besar dari sebelumnya. Namun tidak semua hewan melewati proses pertumbuhan yang normal. Beberapa hewan tertentu mengalami proses pertumbuhan yang istimewa.

Proses istimewa ini dikenal dengan istilah metamorfosis. Jadi apa itu metamorfosis? Yuk cari tahu jawabannya sama-sama!